Jumat, 15 Juli 2011

Kebijakan atau Pengguna yang salah

            Dunia transportasi merupakan elemen terpenting guna menopang kehidupan manusia dewasa ini. mulai dari transportasi darat, laut, dan udara. Keberhasilan masyarakat dalam beraktivitas tak lepas dari peran penting infrastruktur ini. Ketepatan waktu, sesuai akan kebutuhan, kenyamanan dalam kendaraan, biaya yang ekonomis, bahkan keselamatan merupakan faktor utama seseorang untuk memilih sarana transportasi apa yang akan mereka gunakan. 
            Seringkali faktor biaya yang lebih murah merupakan faktor yang paling utama yang menjadi pilihan masyarakat untuk berkendara. Misalnya saja mereka lebih memilih menggunakan alat transportasi angkutan umum (angkot) daripada sarana transportasi lainnya yang lebih mahal seperti taxi yang lebih terjamin akan kenyamanannya. Disamping itu, tidak jarang juga ada yang lebih memilih untuk membeli tiket kereta api ekonomi dan rela untuk berdesak-desakan dengan penumpang lain daripada harus membayar lebih mahal demi kenyamanan berkendaraan. Lagi-lagi pada hakikatnya semua adalah pilihan dan terlebih lagi pilihan tersebut sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan seseorang.          
            Menarik untuk dicermati potret sarana transportasi negeri ini,

Transportasi Darat

            Sarana transportasi ini membutuhkan jalan umum sebagai infrastruktur utamanya. Di-ibaratkan air tanpa gelas maka air tidak berarti apa-apa bahkan bisa tumpah dan wujudnya tidak ada. Demikian halnya dengan alat transportasi ini, tanpa adanya jalan umum 'dia' tidak akan berarti apa-apa. Lalu bagaimana jika infrastruktur utama ini rusak atau bahkan hancur? keselamatan dan kenyamanan pengendara pun menjadi taruhannya.  
           
1. Jalanan Rusak dan Berlubang
            Seringkali kita mendengar berita yang ditayangkan di stasiun televisi tentang kecelakaan pengendara bermotor yang disebabkan oleh beberapa faktor, yang diantaranya baik itu berasal dari faktor sarana dan prasarana hingga Human error. Sebagai contoh kecil, Jika anda berkendaraan di daerah Bogor, cobalah menelusuri jalanan menuju arah Sukabumi (Trayek Ciawi-Cimande). Hiasan jalanan akan banyak anda temui disana. Banyaknya jalanan rusak dan berlubang di daerah tersebut sangat mengganggu kenyamanan pengendara. Disamping itu, kenyamanan tersebut diperparah lagi dengan kemacetan sebagai akibat dari rusaknya jalan dan terdapat pertigaan di area itu. Jika kenyamanan mungkin saja dapat diminimalisir dengan mencari jalan alternatif, tapi tidak untuk keselamatan. keselamatan berkendara di area itu menjadi taruhan yang sangat fatal. Tidak jarang sepeda motor ambruk hanya karena tubrukan dengan lubang yang ada, parahnya lagi kabar menyebutkan bahwa truk yang dikendarai oleh supir truk dan anak buahnya jatuh ke jurang hanya karna supir truk berkehendak untuk menghindari lubang yang ada di jalanan tersebut sehingga mengakibatkan awak truk tewas ditempat. 
            Di Sumatera misalnya, ruas jalan dari Palembang menuju Bengkulu, para pengendara bermotor harus bersiap menghadapi lubang sedalam hampir kurang lebih 6 Meter untuk sampai tujuan. Hingga akhirnya tidak jarang banyak kendaraan yang terjerembab di dalam lubang, hingga untuk keluar lubang dibutuhkan kendaraan yang berempati serta memiliki berbadan besar untuk menarik kendaraan yang terjerembab. Ironis sekali! 
            Naasnya kondisi ini sudah sepatutnya untuk menjadi perhatian pemerintah dalam membenahi sarana dan prasarana transportasi di negeri ini. Mestinya, tidak hanya jalan umum perkotaan saja yang dipercantik. Jalan umum di daerah pun sangat membutuhkan perhatian khusus. Rusaknya jalan-jalan di daerah tak ayal mengakibatkan proses distribusi barang yang buruk, waktu pendistribusian yang lama dan biaya transportasi membengkak hingga akhirnya harga barang di didaerah menjadi sangat tinggi (inflasi). 

2. Human Error 
            Cobalah sekali-kali anda mencoba naik bus/minibus/angkot antar kota, tak jarang supir angkutan umum tersebut akan memberikan banyak shock terapi untuk jantung ada. Ya, teknik menyupir yang sangat tidak bersahabat ini seringkali menjadi ciri khas beberapa 'merek' bus. Menyupir yang ugal-ugalan dijalan ini sangat membahayakan penumpang yang dibawa. Terkadang ada beberapa faktor yang menyebabkan supir membawa bus dengan sangat tidak nyaman, salah satunya bisa jadi karena mereka berlomba untuk mendapatkan penumpang. Bayangkan, satu bus terkadang memuat 20 hingga 50 kursi penumpang dimana keselamatan  semua penumpang ada di tangan sang supir. Jika supir tidak berhati-hati terutama pada saat jalanan licin atau jalanan yang sedang rusak, tak ayal kematian pun akan mengintai anda. 
            Pemerintah sudah menunjukkan kepeduliannya melalui beberapa peraturan yang dibuat berkenaan dengan tata tertib lalu lintas. sayang sekali awarness/kepedulian masyarakat untuk mewujudkan kota yang aman dan nyaman untuk berkendaraan kurang maksimal. Sehingga hasil yang diharapkan tak terwujud sebagaimana mestinya. 

3. Kebijakan Pemerintah
            Keputusan pemerintah untuk menyapu bersih penumpang KRL Ekonomi Bogor-Jkt/Jkt-Bogor dengan menggunakan semprotan cairan berwarna dirasa kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya penumpang yang 'nakal' nekad untuk duduk diatas gerbong kereta. Hal ini justru sangat membahayakan keselamatan jiwa penumpang itu sendiri. Minimnya jumlah gerbong kereta serta sarana transportasi darat yang cepat, aman, nyaman dan murah menjadi sebagian kecil alasan penumpang KRL lebih memilih atap gerbong untuk dijadikan tempat duduk daripada di dalam gerbong sendiri. Oleh sebab itu, sudah semestinya penertiban yang dilakukan terhadap penumpang KRL juga diiringi dengan penambahan jumlah fasilitas gerbong serta sarana angkut yang lebih memadai. 

Transportasi Udara
            Pilihan perjalanan melalui transportasi udara sudah menjadi bagian yang vital sebagai sarana penunjang aktivitas masyarakat. Dengan pesawat terbang sangat memungkinkan sekali seseorang berada di negara yang berbeda dalam satu hari, bahkan bisa dalam hitungan menit dan jam saja. Akan tetapi mode transportasi udara ini selain memiliki kecanggihan yang sangat dahsyat, risiko yang dihadapi pun tidak main-main. Sedikit kesalahan yang terjadi baik dari sistem navigasi pesawat bahkan hingga kesalahan human error akan berimbas pada hal yang sangat fatal. 
            Jika kita cermati, setiap pesawat sudah pasti dilengkapi dengan peraturan keselamatan yang sudah seharusnya ditaati oleh penumpang didalamnya. Hal kecil saja, seperti misalnya mematikan handphone ketika sedang berada di pesawat. Mungkin sebagian anda akan berpikir bahwa mematikan handphone hanya hal sepele saja. Tapi tahukah anda bahwa ketika handphone anda menyala maka sinyal handphone akan sangat mengganggu sistem navigasi pesawat. Artinya, komunikasi pilot dengan petugas bandara bisa terganggu sehingga informasi berkaitan dengan kemungkinan pendaratan sampai kondisi cuaca akan sulit diterima.  
            Selain itu, isu-isu tidak sedap terkait pembelian pesawat MA 60 milik maskapai Merpati ini beredar cepat dimasyarakat Semenjak pesawat ini mengalami nasib naas di perairan Papua yang menewaskan sekitar 27 penumpang pesawat. Isu tersebut mengungkap bahwa pembelian tersebut hanya untuk menguntungkan beberapa pihak tanpa mengedepankan kelaiakan terbang bagi pesawat. 
            Hal ini senada dengan pernyataan BJ Habibi sebagai ahli pesawat yang menyatakan bahwa pesawat MA 60 milik maskapai air Merpati ini tidak laik terbang. Pesawat dapat beroperasional jika sudah dinyatakan tersertifikasi laik terbang yakni dengan melakukan 100.000 x terbang terhitung dari take-off 1 kali dan landing 1 kali. Disamping itu pesawat tidak boleh retak selama 70 X terbang. Pesawat yang akan disertifikasi perlu juga dilakukan pengujian yang cermat sehingga tidak terjadi keretakan primer. 
            Jelas sudah, pesawat yang seharusnya tidak laik terbang malah dikomersilkan tanpa memikirkan nasib awak dan penumpang didalamnya hanya demi mendapatkan keuntungan semata. 

Transportasi Laut
            Tidak jarang transportasi laut juga menjadi alternatif penumpang untuk mencapai tujuannya. Selain murah, transportasi ini juga menghabiskan banyak waktu dalam perjalanan. Membludaknya penumpang transportasi ini akan sangat terlihat menjelang musim mudik tiba. Ramainya penumpang di Kapal tak jarang dapat menyulap tangga hingga dek kapal menjadi alternatif tempat yang mau tidak mau harus digunakan oleh penumpang agar tetap nyaman di tengah perjalanan. 
            Jika di awal sudah dapat diprediksikan membludaknya penumpang kapal laut pada musim mudik, hal ini sepatutnya pula sudah dapat diantisipasi oleh pemerintah dalam penanganannya. Pihak penyedia kapal tidak semestinya menaikkan penumpang lebih dari batas yang seharusnya disarankan sesuai dengan aturan keselamatan. Jika sudah terjadi overload penumpang, akibat yang akan ditanggung tidaklah main-main. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pemerintah seharusnya menambah armada kapal lebih banyak agar penumpang dapat terangkut dengan nyaman dan aman. 

Kamis, 14 Juli 2011

Menjadi Supir Angkot yang Berkah

Jika anda tinggal di daerah perkotaan yang sangat mengandalkan transportasi umum sebagai alat transportasi penunjang aktifitas anda sehari-hari, maka tentunya anda sudah tidak asing lagi dengan alat transportasi yang paling fenomenal, angkot.
Alat transportasi darat jenis angkot ini akan sangat banyak anda jumpai di daerah-daerah metropolitan seperti daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). berdasarkan berbagai sumber, jumlah angkot di kota Bogor sebagaimana terdata di kantor Samsat kota Bogor akhir 2009 mencapai 5.383. Padahal jumlah yang tercatat di Samsat tersebut belum ditambah dengan jumlah Angkutan Kota dalam Provinsi (AKDP) yang mencapat jumlah 4.000-an. Jika di total, maka jumlah kendaraan transportasi darat 4 roda atau lebih sudah mencapai angka 9000-an. Tidak heran jika Bogor tidak hanya dijuluki sebagai kota hujan, karena lebih tepatnya yaitu kota Hijau (kota sejuta angkot). Memang angka ini belum seberapa jika dibandingkan dengan Jakarta yang jumlah angkot nya mencapai 5digit, yaitu sekitar 16.000 unit angkot. Angka ini tentunya menambah kontribusi polusi bagi kota metropolitan ini.
Tulisan ini tidak akan mengupas dampak dari banyaknya jumlah angkot di Jabodetabek (mungkin akan dibahas ditulisan selanjutnya), akan tetapi tulisan kali ini lebih menilik tentang perilaku supir angkot yang sedikit banyak merugikan para konsumen angkot, (penumpang). Mengapa demikian?
Anda mungkin salah satu dari konsumen alat transportasi ini yang pernah merasakan suka duka naik angkot. Saya mengibaratkan naik angkot itu layaknya seperti anda berspekulasi, ada faktor untung-untungan. (faktor spekulasi ini mengenyampingkan jenis angkot yang 'timing'/memiliki jadwal sendiri dalam beroperasi). Jika anda naik angkot yang sedang ngetem maka bisa jadi anda 'untung' atau bahkan anda mengalami 'rugi'. Untung ini bisa anda dapatkan jika anda naik angkot yang ngetemnya tidak terlalu lama, anda dapat hemat waktu, hemat tenaga, lebih dapat menjaga kesehatan karena tidak terlalu lama terkena polusi jalan raya dan juga memungkinkan anda untuk hemat uang dengan tidak mengeluarkan biaya-biaya tambahan di perjalanan seperti toilet, membeli minum, membayar pengamen dll.
Tapi jika anda tidak beruntung atau lagi apes, maka bisa jadi angkot yang anda naiki 'ngetem' dengan memakan waktu yang tidak sedikit, bisa jadi 5 menit atau bahkan sampai berjam-jam. Jika mengalami kondisi ini maka ada beberapa kerugian yang anda dapatkan, diantaranya:
1. Rugi Waktu
waktu yang dihabiskan dari angkot ngetem akan memakan waktu berharga anda lebih banyak. Jika perjalananan yang seharusnya di tempuh bisa mencapai 5-15 menit, maka jika angkot 'ngetem' selama 15 menit maka perjalanan anda memakan waktu sejumlah setengah jam (30 menit), tentunya anda akan rugi waktu 15 menit yang seharusnya dapat anda gunakan untuk persiapan sebelum ngantor atau sarapan pagi. Atau lebih fatal lagi jika anda terlambat pada suatu acara pertemuan atau sampai menghabiskan waktu sholat anda.
2. Rugi Tenaga
Jika anda terlalu lama berada di jalan maka berarti akan lebih banyak tenaga yang dibutuhkan, terutama mempertahankan kesabaran berada dijalan, menghadapi panas teriknya mentari, serta merasakan polusi yang tidak sehat.
3. Rugi Kesehatan
Ini adalah faktor utama yang harus anda perhatikan. Supir angkot yang 'ngetem' biasanya menghabiskan waktunya sembari mencari penumpang dengan merokok. Hal ini dianggap oleh sebagian tukang angkot sebagai penghilang rasa stress di jalan. Tapi tidak demikian untuk anda penumpang yang anti rokok. Berada lama-lama di angkot tanpa adanya sirkulasi udara yang baik maka tentunya akan sangat membahayakan kondisi kesehatan terutama pernapasan dan paru-paru anda. Angkot yang berjalan dan berhenti memiliki sirkulasi udara yang berbeda. Sirkulasi udara bagi angkot yang berjalan lebih banyak karena akan ada angin yang menerbangkan asap rokok keluar ruangan angkot, lain halnya jika angkot sedang berhenti, maka sirkulasi udara hanya akan berputar pada ruangan angkot saja serta lingkungan sekitar. Oleh karena itulah merokok di angkot yang sedang berhenti cukup membahayakan orang sekitar. Karena perokok pasif lebih rentan terhadap penyakit daripada perokok aktif.
4 Rugi Uang
Dengan berlama-lama di dalam perjalanan maka tentunya tidak terlepas dari timbulnya biaya-biaya yang tidak terduga. Angkot yang 'ngetem' biasanya kesempatan ini dimanfaatkan oleh sebagian pengamen dalam mengais  rezeki. Mau tidak mau anda mengeluarkan sebagian kecil dari uang anda untuk pengamen tersebut. Disamping itu, tidak menutup kemungkinan ditengah perjalanan anda ingin buang hajat, sehingga anda pun merogoh kocek untuk hal yang satu ini. Selain itu, berlama-lama di jalan tentunya membuat perut atau tenggorokan anda terasa kering, tak ayal lagi anda membutuhkan minum untuk memenuhi kebutuhan biologis tersebut. Oleh sebab itulah dapat dikatakan bahwa jika angkot ngetem maka bersiap-siaplah untuk kebutuhan yang tidak terduga.

Jika sudah begini maka tentunya penumpang akan merasa terdzolimi sebagai akibat dari 'ngetem'nya angkot. dalam penggalan ayat suci Al-Qur'an dengan sangat jelas dinyatakan bahwa jika anda mencari rizki maka jangan mendzolimi ataupun didzolimi,
لاَ تَظْلِمُوْنَ وَلاَ تُظْلَمُوْنَ.....
Artinya: "....kalian tidak mendzalimi dan tidak pula didzalimi" (QS Al-Baqarah: 279)

Dari ayat diatas dapat kita fahami bahwa perilaku merugikan orang lain adalah bagian dari mendzalimi sesamanya. Memang pada dasarnya aktifitas 'ngetem' merupakan hak bagi supir guna mendapatkan penumpang yang lebih banyak. Tetapi harus diingat pula bahwa jika dengan 'ngetem' tersebut membuat penumpang kesal, mengeluh, dan akhirnya tidak ridha, maka tentulah pekerjaan yang tadinya merupakan ibadah dan berpahala bagi kita menjadi sebaliknya yaitu berdosa karena telah mengurangi atau bahkan menghilangkan hak penumpang. Ingatlah bahwa rezeki setiap makhluk dibumi ini sudah ada yang mengatur, yakni Tuhan Allah SWT, sebagaimana firmannya:
“Dan tidak satu binatang melata yang bergerak di muka bumi, kecuali Allah telah menjamin rizkinya.” (QS. Huud: 6) 
Ayat ini bermakna jangankan makhluk hidup manusia yang merupakan khalifah dimuka bumi ini, bahkan hewan dan tumbuhan dari yang terkecil sampai yang besar pun rizkinya sudah dijamin oleh Allah SWT.

Dari ayat diatas, kita bisa mengambil hikmahnya, bahwa 'ngetem' dikategorikan mendzalimi penumpang karena beberapa kerugian yang dialami penumpang sebagaimana telah diuraikan diatas, maka setiap supir angkot haruslah percaya dengan keabsahan ayat tersebut, bahwa hendaknya mereka berfikir, jika penumpang tidak didapat dari tempat A mungkin saja akan ada banyak penumpang yang didapat di tempat B atau C atau bahkan sampe pelosok jalan ada penumpang yang merupakan rizki bagi si supir.
Tahukah anda bahwa Allah-lah yang menggerakkan hati setiap manusia, bisa saja Allah menggerakkan hati si Ahmad untuk mencari angkot di tempat Z dan menjadi penumpang bagi si supir G misalnya. Dan kita tidak pernah tau darimana rizki bisa datang, apakah dari si A. atau si B, atau dari orang yang terdekat kita sendir, atau bahkan dari orang yang telah kita dzalimi. Dan jika kita mendzalimi sesama maka orang tidak akan ridho dengan kita, jika orang tidak ridho maka silaturrahmi pun terputus, terputusnya silaturrahmi menyebabkan jalan menuju rizki pun terhambat. Na'uzubillahimin zalik, Sesungguhnya semua itu adalah kuasa Tuhan yang Maha Kaya.
Allah SWT berfirman: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan (QS An-Nuur; 52).

Terlepas dari aktifitas ngetem, hak penumpang lainnya yang harus dipenuhi adalah mengantarkan mereka sampai tujuan dengan selamat. Memang terkadang musibah kita tidak tahu kapan datangnya, akan tetapi, faktor kehati-hatian sangatlah penting guna memenuhi hak penumpang yaitu aman di perjalanan. Tidak jarang supir angkot membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi dengan dalih bersaing dengan angkot lainnya untuk mendapatkan penumpang. Al-hasil, keselamatan jiwa penumpang menjadi terancam. Jika musibah sudah terjadi, maka tak bisa dihindarkan lagi kecelakaan pun menanti, bisa jadi nyawa menjadi taruhannya hanya dengan membayar ongkos Rp. 2.000,-. Jelas saja ini merupakan perilaku dzalim ketika membawa angkot.
Prinsip etika bekerja dalam Islam tidak hanya harus dipahami oleh mereka yang bekerja di kantoran saja, atau bahkan para pedagang, akan tetapi bagi semua profesi yang menginginkan bekerja secara profesional maka dia harus paham bagaimana etika dalam bekerja sesuai dengan syariah Islam.
Pembahasan mengenai etika kerja dalam Islam ini akan saya bahas dalam tulisan saya selanjutnya.
”Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras dalam hukuman-Nya.” (QS Al-Maidah ; 2)


Wallahua'lam bis shawab.
thank's 4 reading, suggestions are welcome;-)